Makanan Khas Semarang

 

BY NITA PATRICIA






Ada beberapa makanan di semarang yang cukup sering saya nikmati diantaranya:


Garang Asem





Olahan tradisonal bernama garang asem adalah makanan khas Semarang yang enak berisi ayam dengan kuah santan berbumbu belimbing wuluh dan cabai.

Uniknya, ayam dan kuah santan dimasak dengan dimasukkan dulu ke dalam daun pisang lalu ditutup atasannya dengan lidi.

Untuk menambah kenikmatannya, biasanya garang asem diberi tambahan nasi hangat, tempe goreng, jeroan ayam yang ditusuk seperti sate, dan perkedel.

Untuk menemukan makanan dengan bumbu Indonesia banget ini cukup sulit, namun salah satunya ada di restoran dengan alamat di Jalan Gajah Mada.

Ayam yang dipakai dalam garang asem adalah ayam kampung karena teksturnya lebih lembut dan empuk dibanding ayam lain.

Bahkan dulu ayam kampung hanya dinikmati orang berada saja karena harganya cukup mahal berkat rasanya.

Walaupun begitu, masakan ini sampai sekarang masih saja mahal untuk dinikmati.

Ini dikarenakan pembuatannya yang relatif sulit, bahkan orang bisa gagal dalam membuatnya dan malah hasilnya nanti menjadi opor, bukan garang asem.

Tahu Gimbal

Dari namanya saja sudah terlihat bahwa tahu gimbal adalah olahan yang terdapat tahu dan gimbal dalam penyajiannya.

Namun lebih dari itu, karena terdapat pula potongan lontong dan kol yang disiram bumbu kacang dan petis dalam satu porsinya.

Jika belum kenal apa itu gimbal, maka gimbal adalah olahan udang yang diberi tepung, atau mirip dengan bakwan udang.

Untuk menikmati satu porsi tahu gimbal, biasanya akan dinikmati dengan kerupuk udang yang terkenal renyah.

Makanan ini memang agak mirip dengan ketoprak khas Jakarta, namun bedanya adalah tahu gimbal menggunakan bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiramkan ke makanan.

Selain itu, adanya gimbal dan petis membuatnya agak berbeda. Rasanya yang gurih dan rasa bumbu kacang yang sangat terasa menjadi daya tarik bagi para konsumen.

Di Semarang sendiri, kedai penjual tahu gimbal cukup menjamur, namun warung Pak H Edy menjadi yang direkomendasikan oleh pemerintah kota Semarang.

Silahkan saja menuju Jalan Pahlawan di depan departemen sosial Semarang untuk berkunjung ke warungnya pak H Edy.

 Soto Bangkong

Soto bangkong adalah olahan soto yang terdapat di Rumah makan Jalan Brigjen Katamso Semarang.

Nama bangkong sendiri diambil dari tempat pendirian dari soto yang telah ada sejak 1950 ini, yakni Perempatan Bangkong.

Pembuatnya saat itu, H. Soleh Soekarno bahkan sebelum itu harus menjualnya dengan cara berkeliling, dan lambat laun Beliau telah membuat kedai di samping pos polisi, yaitu Jl. Brigjen Katamso.

Sampai saat ini kedai tersebut terus berkembang dan menjadi besar, bahkan telah membuka cabang hampir di seluruh daerah di Pulau Jawa yang dikelola oleh anak-anaknya.

Perbedaan makanan asli Semarang ini adalah kuahnya yang bening walaupun warnanya agak cokelat.

Soto yang disajikan dengan mangkuk kecil namun agak tinggi ini, diberi isian berupa suwiran ayam, irisan tomat, tauge, bihun, serta taburan bawang merah dan putih di atasnya.

Kuah dari soto ini bisa digabung dengan nasi maupun dipisahkan dari nasi, terserah sesuai selera.

Untuk menambah rasa, bisa juga memesan tambahan seperti sate ayam, perkedel, sate telur puyuh, sate kerang, tahu, dan tempe.


Comments

Popular Posts